Inilah pertama
kalinya aku mengalami petualangan mengeksplorasi kekayaan batin dan bumi
manusia di ujung timur Indonesia. Raja Ampat tepatnya, telah menjadi saksi
sejarah aku bersama teman-teman yang telah berkomitmen siap menggoreskan
pengabdian dalam kemasan KKN PPM UGM. KKN adalah sebuah momentum kental yang dirasa
mampu memberi efek positif bagi perbaikan diri. Aku membayangkan inilah
kesempatan bagiku untuk melalui senja-senja tanpa hingar-bingar yang biasa
didengar, berganti dengan hempasan ombak yang syahdu. Inilah saatnya kita tak
lagi mengeluh dengan semrawutnya kemacetan jalan dan pusing dengan pandangan
kepulan asap yang tebal. Inilah waktunya memulai pijakan pertama untuk sebuah
pengabdian.
Persiapan selama berbulan-bulan
lamanya yang menghadirkan pijakan pertama itu. Aku yakin bahwa Indonesia dengan
daratannya yang luas membentang dan lautnya yang lapang menantang, membuktikan
bahwa negeri ini tak layak hanya menjadi ratapan. Meski anak-anak kecilnya
seringkali menangis, terhina dalam keterpurukan dan menanti harapan yang masih
timbul tenggelam. Maka dengan persiapan dan tekad yang bulat sebagai
mahasiswa—tegap mengarungi baik udara, darat, maupun lautan, harus siap menjadi
jawaban atas permasalahan, bukan sekedar hadir memeriksa keadaan.
Raja Ampat yang berlokasi di
bagian utara “kepala burung” daratan Papua beberapa tahun belakangan dikenal
sebagai situs warisan dunia dengan biota lautnya yang luar biasa. Berbagai
wisatawan mancanegara berdecak kagum mengenalnya, eksotis keindahan panoramanya
bisa kita nikmati di dunia maya. Pastinya, akses kepulauan ini tidak mudah: ongkos
perjalanannya yang mahal, belum lagi ombak yang silih berganti naik turun seolah
datang dari segala penjuru, bak air mendidih. Sebuah upaya yang sebanding, yang juga menjadi daya tarik bagiku agar mampu mengarungi lautan yang sulit, seolah
sebagai pengalaman pertama untuk bersiap menjadi nakhoda kapal mengesankan.
Dengan menempuh perjalanan udara
dalam rute Yogyakarta-Makassar-Sorong dan mengarungi lautan rute Sorong-Waisai
(ibukota Raja Ampat)-Meosmanggara (lokasi KKN) membuat kami seolah tak percaya
dengan kehebatan panorama yang mengelilinginya. Tebing-tebing yang menjulang tinggi
berwarna dzamrud millennium, lautan biru yang jernih dengan karang berbagai
warna, taman-taman kelapa di pulau-pulau kecil tampak mempesona dari kejauhan
setia menemani dalam perjalanan. Ah, sadarlah bahwa ini belum seberapa, masih
juga hari pertama. Tapi kita percaya, bahwa pijakan pertama di Pulau Meosmanggara
akan memberi arti yang berbeda bagi Republik ini. Dan di tanggal 15 Juli 2014
inilah, sebuah kisah penuh cinta bersemi yang dikelilingi samudera pun bermula
Bersambung..
Promo Meja Rotan Minimalis
BalasHapusPromo Lounger Rotan Minimalis
Promo Ayunan Rotan Minimalis
Promo Daybed Rotan Minimalis
Promo Kursi Malas Rotan Minimalis
Promo Pot Rotan Minimalis
Promo Vas Rotan Minimalis
Promo Tempat Tidur Rotan Minimalis
Promo Dipan Rotan Minimalis
Promo Basket Rotan Minimalis
Promo Keranjang Rotan Minimalis
Promo Keranjang Buah Rotan Minimalis
Promo Sofa Rattan Minimalis
Promo Kursi Rattan Minimalis
Promo Meja Rattan Minimalis
Promo Lounger Rattan Minimalis
Promo Ayunan Rattan Minimalis
Promo Daybed Rattan Minimalis
Promo Kursi Malas Rattan Minimalis
Promo Pot Rattan Minimalis
Promo Vas Rattan Minimalis
Promo Tempat Tidur Rattan Minimalis
Promo Dipan Rattan Minimalis
Promo Basket Rattan Minimalis
Promo Keranjang Rattan Minimalis