Selasa, 17 Januari 2012

Cerita Detektif : Mayat Wanita Misterius (Part 1)

Seorang bocah terduduk di kursi selama beberapa lama, berpikir keras tentang beberapa masalah yang masih mengganjal dalam pikirannya. Berimajinasi, merenung, membaca dan mengolah segala hal, agar menjadi lebih berarti. Kebingungan yang besar terus menghampiri dan membuat hati  gundah gulana. Namun, ditepiskannya semua itu. Dia tahu, dia tak boleh larut akan semua ini dan harus kembali bergegas.

Disampingnya tergeletak selimut yang hampir kusut, kasur yang acak-acakan, bantal guling yang posisinya sudah tak beraturan, tanda belum dirapikan. Diacuhkannya keadaan kamarnya yang seperti kapal pecah itu, melanjutkan prioritas yang harus dia lakukan terlebih dahulu.

Jam dinding telah menunjukkan pukul 8 malam. Badai salju diluar masih begitu deras, mengurungkan niatnya untuk melakukan penjelajahan kecil-kecilan yang biasa dia lakukan. Dia tinggalkan kamar, mulai berjalan ke dapur. Diraihnya sekotak teh celup dan sebotol gula di rak bagian atas, mencoba menghangatkan diri. Kemudian, dituangkannya air hangat yang ada di pojok kiri, mengaduknya perlahan dan mencicipinya.

“Kau juga mau?,” tanyanya kepada sahabatnya yang dari tadi sibuk membuat api tungku.
“Yah, bolehlah. Tapi gulanya tidak usah terlalu banyak ya Warco..” sahutnya.


Warco pun mengangguk. Ia dengan sigap meracik minuman itu, dan langsung menghampiri sahabatnya di pojok ruangan.

“Aku masih bingung dengan perkataan pendamping kita tadi malam. Dia bilang akhir-akhir ini di kota banyak sesuatu yang telah terjadi di luar akal manusia. Sesuatu apa? Apa mungkin ‘sesuatu’ itu hanya kiasan layaknya yang sering dibilang artis kondang di negeri kita itu? Ah, jadi terlalu ngelantur..”,  Moran bertanya sambil membereskan kayu-kayu bekas api tungku.
“Umm, aku rasa orang-orang disini yang akalnya belum masuk. Mungkin kita harus menyelidiki lebih lanjut. Aku juga masih terlalu asing dengan suasana di daerah ini. Masih perlu banyak penyesuaian.."


Badai salju mulai mereda. Tiba-tiba, ada dua orang kembar asing yang masuk ke dalam rumah tanpa mengetuk pintu dengan nafas yang setengah ngos-ngosan.

“Huh hah huh hah.. Permisi, apa Anda yang menghuni rumah ini?”, tanya orang yang satunya.

“Ya benar, umm.. ada apa ya?“, Warco terlihat memperhatikan dengan cermat keadaan mereka. Muka pucat kelihatan menggigil, mantel berbulu yang dipakai mereka putih diterpa salju. Terdapat bercak darah di sekitar kaki, dan kelihatan kumuh.

“Di rumah sebelah ditemukan mayat wanita tanpa kepala, kelihatannya baru dibongkar massal.. Sudah banyak orang berkerumun disana. Kalau berkenan, ayo ikut kami.melihat situasinya..“

“Baiklah Moran, saatnya memulai petualangan kita..“, Warco kelihatan puas dengan keadaan seperti ini. Ia berdiri tegak merapikan diri. “Ngomong-ngomong, perkenalkan, kami detektif..“

5 komentar:

  1. wah..suka nulis ya...
    bagus tuh kenapa ga dibikinkan buku ajah...

    BalasHapus
  2. wah, bagus banget ceritanya. bikin pingin juga jadi penulis cerita...

    BalasHapus
  3. Wahahaha! Iya teman2, doain yaa.. Rencananya memang niat buat dijadiin buku. Hehe. Makasih atas apresiasinya kawan :)

    BalasHapus
  4. Mau ikut bergabung di grup ku nggak? Disana karya-karya Anda bisa dibaca dan diberikan komentar, bisa juga di-like. Dan ke depannya siapa tau kita bisa menjadi penulis juga. Salah satu impianku juga...

    BalasHapus

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini. Silahkan beri tanggapan dan masukan di kotak yang telah disediakan.

Semangat berbagi, sobat! :)